Selasa, September 09, 2008

RAMBUTAN, BISA MENGATASI UBAN

Oleh : Sumardi Evulae Musim rambutan telah tiba. Berbagai jenis rambutan mulai dari ropiah, simacan, sinyonya, lebak bulus, dan rambutan Binjai, mulai masuk ke pasar buah. Dari segi rasa, juga bermacam-macam. Ada yang manis sekali, agak manis, asam, asam manis dan lainnya. Selain itu juga ada yang bisa dimakan hingga meninggalkan bijinya saja, atau sisanya masih lengket di biji buah.
Menurut siklusnya, rambutan seharusnya berbunga pada musim kemarau dan membentuk buah pada musim hujan. Tepatnya sekitar November sampai February. Namun sekarang, rambutan tidak memiliki bulan yang tepat untuk berbuah. Perubahan iklim dan cuaca, telah memporak porandakan siklus berbuahnya rambutan.
Fenomena itu bisa dilihat saat ini. Di mana rambutan sudah berbuah dan dijual bebas di pasar, sekitar bulan Juni dan Juli. Musim buah yang berangan dengan durian, membuatnya menjadi buah-buahan alternatif yang bisa dinikmati pada bulan Juni dan Juli.
Rambutan sebenarnya memiliki khasiat yang lebih hebat daripada rasa buahnya yang manis. Hampir seluruh bagian tubuhnya berkhasiat obat sebutlah daun, kulit, akar, kulit buah dan lainnya.
Tumbuhan yang bisa diperbanyak dengan biji, okulasi atau dicangkok ini, menurut penelitian memiliki banyak kandungan kimia. Di mana buahnya mengandung karbohidrat, protein, lemak, fosfor, besi, kalsium, dan vitamin C.
Adapun kulit buahnya, diketahui mengandung tannin dan saponin. Sementara bijinya mengandung lemak dan polifenol. Dan daunnya, juga diketahui mengandung tannin dan saponin, flavonoida, petic substances dan zat besi.
Pohon rambutan banyak dikebunkan masyarakat, untuk keperluan mendapat keuntungan saat musim buahnya tiba. Walau tak jarang juga, ditemukan tubuh liar di semak belukar, ataupun di hutan.
Tumbuhan tropis ini, memang suka iklim yang lembab, dengan curah hujan tahunan paling sedikit 2.000 mm. Rambutan aman di tanam di dataran rendah, hingga ketinggian 300 sampai 600 meter dari permukaan laut.
Pohon rambutan mudah dikenali dengan tingginya yang mencapai 15 sampai 25 meter. Ia termasuk tumbuhan dengan percabangan yang banyak. Dari segi daun, termasuk majemuk menyirip, dengan letaknya yang berseling dengan anak daun 2-4 pasang.
Helaian anak daunnya bulat lonjong, panjang runcing dengan tepi rata. Pertulangannya menyirip, dengan letak berselang seling. Anak daunnya bulat lonjong, dengan panjang 7,5 – 20 cm dan lebar 3,5 -8,5 cm. Ujung dan pangkalnya meruncing, tepi rata dan tangkainya silindris. Adapun warnanya, hijau dan kerap kali mengering.
Jika berbunga, akan tampak bunganya yang tersusun pada tandan di ujung ranting. Baunya harum, kecil-kecil, dengan warna bunga hijau muda. Bunga jantan dan bunga betina, tumbuh terpisah dalam satu pohon. Buah bentuknya bulat lonjong, dengan panjang 4-5 cm, dengan duri tempel yang bengkok, lemas sampai kaku.
Kulit buahnya berwarna hijau sewaktu kecil, kemudian menjadi kuning atau merah kalau sudah masak dinding buahnya tebal, dengan rasa yang khas. Sementara bijinya berbentuk elips, terbungkus daging buah berwarna berwarna putih transparan yang dapat dimakan dan banyak mengandung air, rasanya bervariasi dari masam sampai manis. Kulit biji tipis berkayu.
Walaupun lebih banyak digunakan untuk dimakan buahnya, beberapa bagian dari pohon rambutan memiliki khasiat yang penting bagi kesehatan. Seperti kulit buah, yang dikenal bisa digunakan sebagai penurun panas. Adapun bijinya yang sering dibuang atau dibibitkan kembali, berguna untuk menurunkan kadar gula darah (hipoglikemik).
Untuk keperluan obat-obatan, bagian tanaman yang bisa dimanfaatkan adalah bagian kulit buah, kulit kayu, daun, biji dan akarnya. Secara turun-menurun, kulit buah dikenal bisa mengobati disentri dan demam. Sementara kulit kayu, bisa digunakan untuk mengatasi sariawan. Adapun daun bisa dimanfaatkan untuk mengatasi diare dan juga bisa menghitamkan rambut.
Tidak sampai di situ saja, akar rambutan juga menyimpan khasiat obat. Ia bisa dimanfaatkan untuk mengatasi demam, yang sering membuat terhambatnya berbagai aktivitas. Begitu juga bijinya, juga baik digunakan untuk mengatasi kencing manis (diabetes melitus).
Jika tertarik menggunakan rambutan sebagai sarana pengobatan alami, maka untuk obat yang diminum, tidak ada dosis yang dapat merekomendasi. Baiknya minta sarana pada yang sudah berpengalaman dengan ramuan dari rambutan. Sementara untuk pemakaian luar, gilinglah daunnya sampai halus, lalu tambahkan sedikit air. Gunakan air perasan untuk menghitamkan rabut yang beruban.
Beberapa ramuan yang bisa diikuti, seperti untuk mengobati disentri. Segeralah cuci kulit buah rambutan (10 buah), potong-potong seperlunya. Tambahkan tiga gelas minum air bersih, lalu rebus airnya, hingga tersisa separuhnya. Setelah dingin, saring dan minum sehari dua kali, masing-masing tiga per empat gelas.
Bagi yang menderita demam, juga cuci kulit buah rambutan yang telah dikeringkan (15 g). Tambahkan tiga gelas air bersih, lalu rebus sampai mendidih selama 15 menit. Setelah dingin, saring dan minum 3 kali sehari, masing-masing sepertiga bagian.
Nah bagi yang ubanan, mudah-mudahan ramuan ini bisa membantu. Segeralah cuci daun rambutan secukupnya, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan sedikit air sambil di aduk merata sampai menjadi adonan seperti bubur. Peras dan saring dengan sepotong kail. Gunakan air yang terkumpul untuk membasahi rambut kepala. Lakukan setiap hari sampai terlihat hasilnya.
Bagi penderita kencing manis, gonseng atau bakarlah di atas kuali biji rambutan (lima biji), lalu giling sampai menjadi serbuk. Seduh dengan satu cangkir air panas. Setelah dingin, minum airnya sekaligus. Lakukan 1-2 kali sehari. Untuk sariawan, cucilah kulit kayu rambutan (tiga ruas jari) lalu rebus dengan 2 gelas air bersih, sampai tersisa satu gelas. Gunakan untuk berkumur selagi hangat.
Ramuan daun rambutan juga bagus untuk mengeluarkan penyakit campak. Remaslah daun rambutan, sampai airnya hijau. Saring lalu campurkan dengan telur yang sudah dikocok. Tambahkan air soda, aduk hingga menyatu. Lalu minum dalam satu hari tiga gelas air ramuan. Insya Allah hasilnya akan segera tampak dengan keluarnya penyakit campak.
Memandang banyaknya khasiat rambutan, maka tentunya ia bisa memberi manfaat sepanjang waktu. Jadi kalau tidak lagi musim buah, maka olahlah daun rambutan untuk keperluan komersial. Khasiat yang nyata, tentunya akan membuat banyak orang beralih pada pengobatan alami dengan herba rambutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


my fan