Sabtu, Agustus 07, 2010

Petunjuk Mencari Suami 3

BERPERILAKU HALUS Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadits:
"Nasihatilah para wanita itu baik-baik karena wanita itu diciptakan dari tulang rusuk dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang teratas. Jika engkau berlaku keras dalam meluruskannya, engkau akan mematahkannya. Akan tetapi jika engkau biarkan ia tentu akan tetap bengkok. Oleh karena itu berikanlah nasihat baik-baik kepada para wanita." (HR Bukhari dan Muslim)
***
Perilaku halus dan mulia ialah perilaku yang tidak menyakitkan hati orang lain, baik secara fisik maupun secara mental. Hadits di atas memerintahkan kepada para suami untuk tidak berbuat kasar dalam meluruskan kesalahan-kesalahan istrinya. Para suami hendaknya memperbaiki kesalahan istrinya dengan cara yang halus dan baik. Kehidupan rumah tangga tidak selalu berjalan dengan mulus. Hampir setiap saat muncul permasalahan yang dapat menimbulkan perselisihan, pertengkaran dan percekcokan antara suami istri. Bila suami orang yang berperilaku kasar dan kejam, ia tidak akan segan berbuat kasar kepada istrinya. Setiap muslimah hendaknya tidak tergesa-gesa menerima lamaran seorang laki-laki yang belum jelas perilakunya. Setiap muslimah sebaiknya meneliti dan mengamati perilaku calon suaminya sebelum memustuskan untuk menerima atau menolak lamaran dari laki-laki yang akan menjadi suaminya, apakah calon suaminya termasuk orang yang suka berbuat kasar dan kejam; ataukah dia termasuk orang yang berperilaku halus dan mulia. JUJUR DAN AMANAH Amanah yaitu tanggung jawab memenuhi kepercayaan orang yang diberikan kepadanya. Seorang suami harus memiliki sifat jujur dan amanah karena suami adalah kepala rumah tangga yang dituntut untuk memberi nafkah kepada keluarganya. Dalam hal ini seorang suami wajib bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari. Seorang laki-laki yang jujur dan amanah tentu akan memperhatikan pekerjaannya tersebut tidak bertentangan dengan syariat Islam, sehingga dia tidak akan memberi makan keluarganya dari pekerjaan yang haram. Suami yang mempunyai sifat amanah tentu tidak melakukan korupsi dalam melakukan pekerjaan yang telah menjadi tugasnya.
Cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui kejujuran dan keamanahan seseorang antara lain dapat dilakukan dengan memperhatikan lingkungan teman-temannya. Menanyakan kepada orang-orang yang kenal dekat dengan calon suami dan dapat dipercaya keterangannya. Keterangan dari mereka akan memberikan gambaran apakah calon suami termasuk orang jujur dan amanah atau tidak. Melihat jenis pekerjaan dan lingkungan kerjanya. *** TIDAK KIKIR DAN TIDAK LEMAH SYAHWAT Sifat kikir adalah kebalikan dari sifat dermawan. Orang yang kikir enggan mengeluarkan uang atau hartanya untuk kepentingan apa pun. Sebaliknya, orang dermawan suka mengeluarkan harta atau uangnya untuk kepentingan yang bermanfaat, baik untuk dirinya sendiri, keluarga maupun orang lain.
Dalam kehidupan rumah tangga diperlukan belanja secara wajar agar kebutuhan fisik minimum keluarga terpenuhi dengan baik. Suami sebagai kepala keluarga, bertanggung jawab atas kehidupan istri dan anak-anaknya sesuai dengan kemampuannya. Seorang suami harus mengetahui berapa besar kebutuhan belanja minimum keluarganya agar mereka hidup layak dan sehat. Ia tidak dapat secara sepihak menetapkan besarnya belanja sehari-hari tanpa memperdulikan harga-harga kebutuhan sehari-hari yang sebenarnya di pasar. Para muslimah sudah seharusnya mengetahui, apakah calon suaminya tersebut bersifat kikir atau dermawan. Seorang istri yang pemboros atau konsumtif tidak dapat begitu saja menilai kikir seorang laki-laki, karena pengertian kikir bukanlah ketidakmauannya memberi apa yang menjadi permintaan istri, melainkan ketidak mauannya memberikan harta atau uangnya untuk hal-hal yang bermanfaat untuk kebutuhan keluarganya. ***
Lemah syahwat yaitu ketidak mampuan seorang laki-laki memenuhi kebutuhan biologis istri. Memenuhi kebutuhan biologis hanya dibenarkan melalui pernikahan. Seorang istri dapat mengajukan perceraian jika ternyata suaminya, seorang yang lemah syahwat. *** SENANG BERKETURUNAN DAN SUBUR Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadits:
"Menikahlah kalian, karena aku akan membanggakan banyaknya jumlah kalian kepada ummat-ummat lain dan janganlah kalian seperti pendeta-pendeta nasrani." (HR Baihaqi)
***
Hadits di atas menganjurkan kepada para laki-laki menjauhi hidup membujang dan menyukai berumah tangga dengan banyak keturunan. Laki-laki yang sehat adalah laki-laki yang senang beristri. Laki-laki yang membujang adalah laki- laki yang tidak memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian eksistensi manusia di permukaan bumi. Oleh karena itu, Rasulullah saw mengecam laki-laki yang menjalani hidup kependetaan. Mereka tidak mau beristri dan tidak mau menyalurkan tuntutan biologis secara halal sehingga membuat dorongan naluriah mereka menyimpang dari fitrahnya. Manusia mempunyai tanggung jawab untuk memperbanyak keturunan dengan melakukan perkawinan sesuai dengan yang telah digariskan oleh Allah swt, sehingga asal-usul nasab seseorang menjadi jelas. Setiap laki-laki dituntut untuk suka mempunyai keturunan, bukan hidup membujang seperti pendeta nasrani. Pola kependetaan bertentangan dengan tuntutan untuk berketurunan dalam usaha menjaga eksistensi manusia di dunia. Laki-laki yang suka mempunyai keturunan memiliki rasa tanggung jawab terhadap anak-anaknya. Tanpa keinginan kuat untuk berketurunan, laki-laki hanya akan memperlakukan perempuan sebagai obyek seksual dan kepuasan syahwat semata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


my fan